Pendidikan Karakter Melalui Filateli
“Prangko merupakan bukti gambaran peristiwa yang tidak terbantahkan, bisa dijadikan ajang pembelajaran anak-anak,” kata Ketua Umum Perhimpunan Filateli Indonesia, Soeyono, di Kantor Kemdikbud, Rabu (13/06).
Soeyono menjelaskan, dalam pameran tersebut, anak-anak akan diberikan sebuah passpor filateli. Dengan paspor tersebut anak-anak bisa membeli prangko atau mengirim surat dari suatu negara, kemudian paspornya diberi stempel dari kantor pos terebut. “Itu (stempel) koleksi menarik bagi anak-anak,” katanya.
Kegiatan lain yang dapat ditemui dalam pameran ini dan bermanfaat bagi anak-anak, yaitu mereka bira ikut merasakan pekerjaan orang-orang di kantor pos. Mulai dari menggambar prangko, menyortir surat, dan lain sebagainya. “Pendidikan lewat prangko bisa menjadi pendidikan internasionalisasi bagi anak-anak,” katanya.
Untuk ikut merasakan pembuatan prangko yang terbuat dari kulit dan kain batik yang akan diluncurkan pada pameran tersebut, anak-anak juga diberi kesempatan untuk belajar membatik, menenun, dan melihat cara pembuatan keris. “Semuanya bernilai heritageIndonesia, untuk mematrikan ingatan dunia terhadap Indonesia melalui filateli,” kata Soeyono.
Pelajaran penting dari kegiatan yang diadakan dalam pameran tersebut adalah bagaimana untuk melatih kesabaran, ketekunan, persahabatan antar negara, dan pencapaian prestasi saat berhasil mengumpulkan prangko dari seluruh dunia. Untuk itu, karena pesan-pesan nasionalisme, pendidikan dan kebudayaan sangat kental dalam acara ini, maka Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud Ibnu Hamad menyatakan, kementeriannya sangat mendukung pameran ini. (AR)
No comments:
Post a Comment